Apa yang Anda cari disini.?

Laman

Senin, 04 November 2013

Perjalanan Hidup Seperti Apa Yang Ingin Kau Jalani.?

Perjalanan hidup seperti apa yang ingin kau jalani.?

Sebelum membaca motivasi ini, iringi saat membaca dengan musik instrument dari Ost Full House ini ya, biar lebih terasa testenya :-D . Saya bukan penggila K-POP, tapi musik film ini yang cukup menggugah untuk motivasi dan pas kalau dalam bentuk instrument saja.

Langkah kaki yang tak pernah letih untuk mengejar ambisi yang mengimbibisi dalam darah, menjalar ke seluruh tubuh menyuplai dan mengedarkan Oksigen kehidupan di setiap sel-sel tubuhmu, sampai tak pernah kau rasa dari mana kamu berasal, dari siapa kamu ada, dari siapa kamu dilahirkan dan dari mana asal kamu yang dulu.
Keadaanmu kini membuatmu berpikir lebih maju untuk menghadapi masa depan dan dimana kamu berada nanti, namun tetaplah ingat, kota ini adalah bagian dari mimpi
di kehidupan nyatamu yang dulu. Jika kamu punya impian yang tercapai, maka jagalah, jagalah dengan sangat. Karena dia adalah amanah yang sangat sulit dijaga, sangat sulit saat kamu menyadari dan merasakan bahwa Tuhan selalu bersama dan mengawasi.
Ketika mulai melangkah di kehidupan yang baru, kaki terasa berat mengangkatnya untuk bertolak dari Joglo yang telah lama menjadi singgahsana dikala kamu senang, sedih, suka dan duka. Sudut-sudut Joglo masih terekam sangat jelas bagaimana saat kamu merajuk karena kesesalan dan kekesalan yang seolah tiada henti dan membuatmu mati rasa yang terasuk ke hatimu.
Kau benci dengan semua itu, tak pandang saat suka ataupun duka. Karena yang ada mereka selalu menganggapmu rendah, hingga membuat hatimu mati dan hanya membenci dan hanya selalu membenci. Pernah kau inginkan semua terbiarkan begitu saja hingga mati menjemput. Tapi kau tahu mati itu tak akan bisa dan tak akan pernah bisa merubah dan menyelesaikan masalah. Benci, benci dan hanya benci yang akan kau bawa, kau bawa benci itu untuk kau tunjukkan bahwa kau tak akan bisa dan tak akan pernah bisa direndahkan lagi.
Kini, kau buktikan semua itu, sebelum kau beranjak ke kota ini. Kau pulihkan sinyal-sinyal kehidupan kedewasaanmu dengan memulainya sangat polos. Yah, kau begitu polos saat menghadapi dunia luar kota yang lebih panas dari pada kota asalmu. Berlanjut dengan meteor-meteor yang mengelilingi planet biru yang kau tumbuhkan dengan penuh hati-hati dan sangat polos itu. Rajukan-rajukan yang tak perlu kau lontarkan tak seharusnya kau lontarkan.
Plesbek ke tahun sebelumnya membuatmu tenang. Karena disana kamu pernah menemui hatimu yang tentram dengan merasakan sesuatu yang sangat dekat, begitu sangat dekat. Kamu bisa merasakan sesuatu itu karena harapan-harapanmu yang tertunda, tertunda dan tertunda. Kamu yang setiap hari membayangkan dan meminta harapan-harapan itu, membuatmu selalu mendekat kepada yang kamu mintai. Namun setelah kau dapati apa yang menjadi harapanmu itu, seakan terasa begitu saja tiada yang spesial, malah kau abaikan apa yang kau impi-impikan. Coba pikir, harapan-harapan yang kau inginkan setelah tercapai kau campakkan dengan mudah tanpa kau pikir dalam-dalam dan resapi kembali nikmat Tuhanmu yang kau terima, yang kau minta, yang kau harapkan, namun dengan mudah kau kufuri nikmat yang belum tentu orang lain bisa mendapati seperti apa yang kau miliki.
Batinmu yang gersang cobalah kembali ke masa itu, saat kau terima mata pelajaran yang begitu sepele tapi sangat berharga dan setiap orang pasti membutuhkan, Aqidah Akhlak. Yah, yang itu, BAB yang itu sedikit demi sedikit kau praktekkan meski sulit. Ditambah ilmu yang setiap pagi di radio itu, semakin membuatmu tentram.
Saat kau semakin dewasa, di ujung masa pencarian ilmu harus dihadapkan dengan tantangan baru agar hatimu bisa lebih kuat dan tegar. Karena hal itu sesuatu yang baru, kau lagi-lagi terlihat polos dan bingung. Keadaan yang kau pikir bisa teratasi dengan satu tangan ternyata tak mampu, sampai kedua tanganmu turunpun tetap tak mampu. Akhirnya kedua tanganmu bisa menahan semua itu ketika kakimu datang membantu yang dibangunkan oleh kedua matamu di kala malam gelap yang membuat lingkunganmu ikut terbangun dan membasuh raut wajah yang penuh sayat-sayat menjadi lebih ringan, otak yang gersang menjadi sejuk saat air wudlu merembesi di antara sela-sela rambut kulit kepala. Tangan menjadi bergetar, dan kaki semakin mantap untuk membawa ke atas sajadah. Kau hadapkan diri ke Tuhanmu seolah-olah kau melihat Dia, bicara denganNYA dan memperhatikanNYA. Namun kau tak mampu melakukan itu, lalu kau coba membayangkan Dia melihatmu, memperhatikanmu dan mengawasimu serta menjagamu, itu membuatmu lebih tenang meski sangat sulit, sangat sangat sulit.
Kemudian kau linangkan air matamu dalam do’a karena masalah hatimu yang terlalu awam menerima nikmat yang Tuhanmu berikan, ya tentang perasaanmu terhadap makhluk ciptaanNYA. Benar, kau terlalu awam untuk memasuki dunia itu. Maka dari itu Tuhanmu menskenario cintamu untuk makhlukNYA dengan harapanmu yang sangat dangkal tanpa pernah kau memperhitungkan dan memikirkan makhlukNYA yang kau cinta itu. Hingga dari kisah ini kau dapat pelajaran yang begitu berharga, kau bisa mengenal orang-orang hebat yang sebelumnya tak pernah kau kenal, yang saat semua orang hanya bisa mengagumi tapi kau bisa mengenalnya malah lebih dekat. Selain itu, kau bisa mendekat pada siapa yang memberi perasaan itu, perasaan yang sempat kau yakini makhluk ciptaanNYA itu akan hadir di hidupmu, yang pada akhirnya dia membuatmu sadar dengan sendirinya bahwa kau masih perlu mengenal Tuhanmu.
Di ujung masa ilmu yang kau jalani, kini melangkah dengan pasti lebih berat di kota ini. Kalimat yang sempat kau lontarkan di acara yang menurutmu spesial kini terjadi nyata. “Gak oleh juara gak popo, tapi kudu oleh seng gawe soal”. Kata-kata yang sederhana namun penuh keyakinan dalam hatimu itu ternyata disaat yang bersamaan Tuhan juga mendengarnya dan mencatatnya menjadi masa depamu, iya dia yang kini menjadi tempatmu mencari ilmu, di kota ini.
Coba pikirkan kembali setiap katamu yang kau ucap, tidakkah Tuhan tuli.?. Tidak, bahkan Dia mendengar semua ucapanmu menjadi do’a yang tak kau sadari. Jika kata-kata itu menjadi skenario yang indah yang sudah Dia rencanakan, maka tak ada yang tak mungkin dan tak ada yang tak bisa jadi. Maka jaga setiap kata yang hendak kau ucap, karena setiap kata adalah do’a, benar dalam ajaran agama. Tapi toh sebaik-baik kamu menghentikan ucapan yang hendak dilontarkan, Tuhanpun sudah tahu kan tentang hati dan pikiranmu, kau ingin berucap apa, tapi Tuhan Sangat Maha Segalanya, Dia memberi ampun ke semua umatNYa, maka cepatlah perbaiki dan tiada yang sia-sia saat kamu menghentikan kata-kata yang tak layak kau ucap.
Kini tinggal kau apakan apa yang kau miliki sekarang, tataan hatimu mulai mengkristal walau masih saja hancur ketika seutas kertas yang lewat dan perasaan-perasaan kian membuatmu berpikir lagi dan lagi. Matangkan setiap kejadian yang kau lihat di sekitarmu melalui hikmah yang kau terapkan begitu sulit di masa lalumu itu, tak apa saat orang melihat atau memandang kamu seperti orang yang sangat alay, saat orang menganggap kamu galau, alay, kepo atau apapunlah. Buatlah kata-kata sederhana yang dapat memotivasimu sendiri, tak perlu orang lain yang memotivasi jika kamu sendiri yang bisa membakar air dalam hatimu. Namun masukan-masukan dari luar tetaplah kau terima namun tak serta merta, tak mentah-mentah kau telan begitu saja, pilah dan pilihlah dengan mendekat lagi ke Tuhanmu dan orang tuamu.

Iya, buatlah kata-kata sederhana yang kau ciptakan sendiri, yang bisa membakar air dalam jiwamu. Tak apa orang menganggap kau orang alay, galau, kepo dan lain sebagainya terhadap kata-katamu dan kelakuanmu. Selagi kata-katamu bisa menjadi kekuatan yang luar bisa, maka suatu saat orang-orang akan melihat sendiri air yang tersimpan dalam jiwamu bisa menjadi bahan bakarmu untuk sukses. Sukses dunia akhirat, dan selama apa yang kau lakukan itu benar, maka siapa lagi yang harus ditakuti.?. Namun tetap asah dengan kesabaran, karena jika tidak maka kau tak bisa hidup. Dan katakan dengan keras di keyakinanmu, “Tak ada yang bisa menghentikan langkahku selama ALLOH bersamaku dan kakiku tak akan lelah melangkah selama ALLOH tak memberitahu kapan aku mati, gak sabar gak hidup, selama benar siapa takut”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terima kasih telah meninggalkan lapak Anda disini.