Yogurt berasal dari
kata yugurt dalam bahasa Turki namun di berbagai negara memiliki sebutan
masing-masing seperti di Mesir “leben”, di Syria “lebeny”, di India “dadhi” dan
di Amerika “mazum”. Yogurt merupakan salah satu produk olahan dari fermentasi
susu yang bisa dijadikan bentuk diversifikasi minuman karena
berperan kaitannya dengan aspek gizi, kesehatan dan kualitas sumberdaya manusia baik menyangut pertumbuhan fisik, perkembangan mental, kecerdasan maupun produktivitas kerja sampai bermanfaat bagi orang yang tidak tahan terhadap gula susu (lactose) yang dikenal sebagai penderita “lactose intolerance” karena adanya enzim laktos (betagalaktosidase) pada bakteri asam laktat (BAL) yang mampu menurunkan kandungan laktosa susu menjadi asam laktat. Sedangkan menurut Leiliawati (2001), kelebihan utama dari produk susu fermentasi adalah kandungan zat gizi susu fermentasi yang mudah dicerna oleh mukosa usus serta bakteri tersebut mampu mensintesis vitamin, asam-asam organik dan produk metabolisme lain yang dapat melawan kuman yang bersifat patogen dalam usus untuk perbaikan keseimbangan mikroflora usus dengan cara menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan dan merangsang pertumbuhan bakteri yang menguntungkan. Produk ini merupakan produk tradisional yang terus berkembang sejalan perkembangan ilmu dan teknologi. Hal ini mendorong berkembangnya industri minuman disamping membantu peningkatan kesejahteraan peternak juga produsen pengolahan melalui penyerapan susu yang dihasilkan.
berperan kaitannya dengan aspek gizi, kesehatan dan kualitas sumberdaya manusia baik menyangut pertumbuhan fisik, perkembangan mental, kecerdasan maupun produktivitas kerja sampai bermanfaat bagi orang yang tidak tahan terhadap gula susu (lactose) yang dikenal sebagai penderita “lactose intolerance” karena adanya enzim laktos (betagalaktosidase) pada bakteri asam laktat (BAL) yang mampu menurunkan kandungan laktosa susu menjadi asam laktat. Sedangkan menurut Leiliawati (2001), kelebihan utama dari produk susu fermentasi adalah kandungan zat gizi susu fermentasi yang mudah dicerna oleh mukosa usus serta bakteri tersebut mampu mensintesis vitamin, asam-asam organik dan produk metabolisme lain yang dapat melawan kuman yang bersifat patogen dalam usus untuk perbaikan keseimbangan mikroflora usus dengan cara menghambat pertumbuhan bakteri yang merugikan dan merangsang pertumbuhan bakteri yang menguntungkan. Produk ini merupakan produk tradisional yang terus berkembang sejalan perkembangan ilmu dan teknologi. Hal ini mendorong berkembangnya industri minuman disamping membantu peningkatan kesejahteraan peternak juga produsen pengolahan melalui penyerapan susu yang dihasilkan.
Fermentasi susu menjadi
Yogurt ini secara umum menggunakan
bantuan bakteri Lactobacillus bulgaricus
dan Strepcoccus thermophillus yang
akan mendegradasi susu dan tekstur akan menyerupai pudding. Alasan yogurt bisa dikonsumsi oleh orang yang alergi
terhadap susu karena produk ini yang dirombak adalah sruktur laktosanya namun
memiliki lemak tetap sebanyak susu. Yogurt ini memiliki kandungan vitamin B dan
pH idealnya 4 – 4,1 namun jika ditambah esense maka pH bisa naik karena
penambahan rasa dari bahan pelengkap sebagai rasa atau flavor yang bisa
menggunakan esense dari buah, sari buah, flavor sintetik, dan zat pewarna.
Inkubasi yogurt dilakukan pada suhu rendah yaitu 40 C selama 6 hari
dan pH akan mengalami penurunan maka untuk menjaga yogurt agar tidak basi
yogurt bisa disimpan dalam tempat yang dingin atau dipasteurisasi untuk
menghambat aktivitas mikroba yang merusak yogurt.
Pembuatan yogurt
dimulai dari peralatan harus dipasteurisasi agar mikroba terhambat
pertumbuhannya dan didinginkan, kemudian susu dipasteurisasi pada rentang suhu
kurang lebih 800 - 850 C selama 15 menit dan
didinginkan mencapai suhu 370 C. Sedangkan disisi lain konsentrasi
skim dan gula disiapkan untuk dicampurkan dan diukur volumenya. Kemudian bahan
diinokulasi dengan starter bakteri dalam wadah yang selanjutnya diinkubasi pada
rentang suhu 370 - 400 C selama 24 jam dan akan menjadi
produk susu fermentasi. Namun jika kita ingin agar mempunyai cita rasa maka
ditambah esense sesuai yang diinginkan sebelum difermentasi selama 24 jam,
kemudian diaduk dan Yogurt siap dihidangkan.
Pada pembuatan yogurt
menggunakan suhu optimal sekitar 37-400 C selama 24 jam, suhu adalah
hal yang perlu diperhatikan karena mempengaruhi dari aktivitas mikroba/enzim
dalam proses katabolisme. Pemanasan dalam pembuatan yogurt ini perlu dilakukan
agar bakteri dan semua mikroba patogen dalam susu bisa mati, tetapi susu
tersebut tetap tidak steril karena masih ada jenis bakteri yang tahan terhadap
suhu pemanasan (bukan sterilisasi), hal ini bertujuan agar masa simpan produk
bisa lebih lama namun bakteri non-patogen dan pembusuk masih dapat berkembang
biak termasuk spora diantaranya yang bisa tahan sampai 1000 C.
Yogurt bisa dibuat dari
bahan lain selain susu asalkan syarat bahan masih memiliki kandungan yang tidak
jauh berbeda dengan susu, diantaranya bisa dari Whey atau produk samping dari
olahan keju maupun tahu susu karena mempunyai kandungan zat gizi seperti
protein, laktosa (Trisnaningtyas et al,
2013), dari susu jagung (Maulidya, 2007), biji nangka karena memiliki kandungan
gizi yang cukup (Novitasari, 2012), dan susu kedelai (Herawati dan Andang, 2006).
Go to my Brawijaya Blog at http://blog.ub.ac.id/afavrs/2013/12/22/about-yogurt/
Go to my Brawijaya Blog at http://blog.ub.ac.id/afavrs/2013/12/22/about-yogurt/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih telah meninggalkan lapak Anda disini.